Jingga
Kau ku mahkotai gemilang eja tentang suka duka
Pada damba yang kukubur tak kan terjangkau oleh orang walaupun
tersungkur
Kadang ada saja kata kabut menyeruput tangis
Memeras diri hingga menyusut
Lalu kau petikkan harta tak terhingga dengan keajaiban kata-kata
Walau aku prihal konyol bias
Membidik petuah dibatas luka
Jingga-jingga-jingga
Aku jingga
Aku terlempar batu oleh debaran asa
Gagu, bisu dan auman malu mengikis diri ini
Entah apa yang kau pikir tentang aku
Karena aku jingga
Akankah kan kau tangkap debu dihadapanku?
Asal kau sama
Aku akui ia
Karena aku jingga
Puisi ini dibuat untuk seorang sahabatku cc ‘Aau Moshi’. Yang jujur
pada momen itu aku masih mengingat persis prihal kekonyolan pada pikiranku yang
dangkal, dan juga akibat bersarangnya ke-melow an yang mendarah daging. Dan kuharap kau maklum.
No comments:
Post a Comment